Kamis, 09 Mei 2013

My Little Diary

Sahabat atau Pacar

     Suatu hari setelah ujian nasional SMP, aku iseng-iseng minta nomor pacarnya temanku. Mengapa aku lakukan demikian, karena setiap temanku curhat dia selalu mengeluh tentang pacarnya. Temanku bernama Dina dan sang pacar bernama Rino, sedangkan namaku ialah Nia.
     Awal-awalnya hanya iseng belaka aku tanya-tanya tentang hubungan mereka ke Rino, semakin lama tiba-tiba dia nyatakan cinta ke aku. Aku kaget setengah mati (cieeh mati-matian) karena dia masih berstatus pacaran dengan sahabatku Dina tapi malah nembak aku. Karena keisenganku dan penasaranku, aku terima aja dia.    
    Awal pacaran sih  aku belum ngerasa suka ataupun cinta karena dia orangnya cuek banget, tapi lama kelamaan aku menjadi suka bahkan sayang sama dia.
     Sesaat aku termenung, tiba-tiba aku mikirin dia apakah dia benar-benar ada atau hanya temanku yang menyamar jadi cowok untuk balas dendam ke temanku dan aku, atau dia benar-benar ada. kemudian aku minta bukti ke dia, tapi berbagai alasan dia ungkapkan ke aku. Aku semakin tak yakin kalau dia itu fakta, yang ada disuatu tempat.
    Semua bukti aku kumpulkan untuk aku berikan ke Dina karena aku sayang sama sahabatku tersebut. Setelah aku berikan semua buktinya, semua perdebatan dan kebohongan terbongkar satu persatu. Meskipun sakit yang kurasakan begitu perih, tapi inilah konsekuen yang harus aku terima.
    Aku bentak-bentak Dina untuk memilih antara aku atau tetap dengan Rino. Aku dibentak-bentak oleh Rino dan di cemooh bahwa aku ini cewek yang buruklah dan semua perkataan buruk dia lontarkan kepadaku tapi aku tetap kekeh untuk melindungi sahabatku meskipun akhirnya aku dikhianati sahabatku itu.
       Setelah  Dina menyadar bahwa dia itu salah, akhirnya dia minta maaf dan putusin Rino. Tapi apa yang terjadi? Rino yang juga masih pacarku itu jadi marah-marah sama aku. Karena aku tetap gak mau, mereka akhirnya putus dan Dina ganti kartu serta memintaku jangan kasih nomer hapenya ke Rino yang masih pacarku itu. Beberapa hari kemudian Dina sms Rino bilang bahwa dia kangen pakai kartu yang lama. 
      Dina memberitahukanku bahwa dia ganti kartu agar bisa melupakan Rino, tapi faktanya Dina tetap aja sms Rino hingga sekarang dengan berbohong bahwa dia sudah tak sms atau contact lagi sama Rino.
Berapa lama aku memikirkan hal tersebut hingga aku stres *hahalebay, hingga akhirnya aku memutuskan untuk melupakan dan merelakan keduanya, Rino dan Dina. Meskipun mereka ada di hatiku, tapi mereka telah menyayat hati hingga membekas begitu dalam yang susah untuk aku maafkan begitu saja. Aku tidak memilih Dina maupun Rino untuk menjadi seseorang yang spesial lagi, tapi hanya seseorang yang sangat biasa saja bagiku.



        Itulah cerita diary ku secara fakta tapi dengan nama yang sengaja disamarkan agar aman (hehe) yang memang masih acak-acakan dalm penulisan katanya, tapi aku berharap semoga cerita itu takkan terulang kembali di kehidupan masa depanku,dan hanya sebagai pengetahuan kita saja.